Berita Kota

IKAPP Al-Furqon Bogor Adakan Disksusi Online, Tema Menangkal Paham Radikalisme

Gayabarunews.com, IKAPP Al-Furqon Bogor Adakan Disksusi Online dengan tema Menangkal Paham Radikalisme dan Terorisme Ditengah Pandemi Covid-19 Kamis,14/05/2020.

Dengan Narasumber Mayjend TNI (Purn) Hartin Asrin M.I.Kom, M. Abdullah Syukri, S.IP., M.A (Wakil Direktur Center for Indonesian Policy Analysis) dan Irfan Hadiyanto (PC PMII Jakarta Selatan) selaku moderator, Diskusi online ini dihadiri oleh 55 peserta dari berbagai kalangan.

Sejatinya, radikalisme itu adalah ideologi atau gagasan yang menghendaki perubahan social politik bukan agama dengan waktu yang cepat dan singkat yang biasanya bertentangan dengan norma-norma yang ada. Ciri-cirinya adalah biasanya orang-orang atau kelompok intoleran yang fanatik dan ekslusif.

Dibidang politik, kelompok ini merasa pemerintah atau negara tidak adil terhadap mereka. Kelompok radikal ini menokohkan tokoh-tokoh tertentu yang mereka percaya, dimana secara psikologi mereka ini adalah orang-orang yang sulit menerima hal-hal yang pahit, patah hati, kecewa, dll.

Adanya Covid 19 yang mewajibkan kita untuk tetap stay at home sedangkan mereka ada di sekitar seperti di masjid. Maka kita juga harus selalu waspada, memonitor, mendeteksi setiap gerak-gerak mencurigakan dari kelompok-kelompok tertentu yang ada disekitar kita.

Menurut Mayjend TNI (Purn) Hartin Asrin M.I.Kom dalam melakukan penangan radikaliseme dan terorisme adalah dengan melakukan upaya Bela Negara. Bela negara yaitu sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya

“Jika bela negara ini kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka kita sebagai warga negara sebernya telah melakukan pencegahan dalam upaya penyebaran radikalisme.”

disampaikan Mayjend TNI (Purn) Hartin Asrin, M.I.Kom

“Cara mengahadapinya yaitu dengan bakulker : badan pengumpul keterangan. Belajar mendeteksi sejak dini, lihat, siapa, dimana, mengapa. cari info terakurat lalu laporkan kepada perangkat desa, polisi dll” lanjutnya

“Apakah badiklat bela negara adalah salah satu upaya pemerintah dalam mengenalkan cinta tanah air kepada warganya? Apakah konsep belanegara ini sma dengan wamil?” Nanda Syifa Puteri, Peserta diskusi Online

“Bela negara bersifat sukarela beda dengan korsel yaitu wamil. Jika diberlakukan wamil maka akan mendapatkan sanksi jika tidak mengikutinya. Bela negara tidak diwajibkan, karena dulu ketika saya bersama teman-teman rumuskan untuk di wajibkan banyak anggapan bahwa kita akan kembali ke orde baru padahal dibeberapa negara besar bela negara itu wajib untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air kepada negaranya dengan sebutan-sebutan macam-macam” Pungkas Mayjen TNI

Dari perspektif kalangan ulama muda yang disampaikan M. Abdullah Syukri, S.IP., M.A (Wakil Direktur Center for Indonesian Policy Analysis)

Beberapa langkah bagaimana kelomok teroris itu merekrut orang, sehingga mereka mau menjadi anggota mereka:
1. mereka akan memaparkan kegagalan pemerintah tentang kegagalan negara dalam mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat.

Indonesia adalah negara demokratis, dimana system demokrasi ini sebetulnya adalah system yang terbuka dimana setiap orang memiliki peluang yang sama untuk mengajukan pendapat, mengkritik, dan memberikan masukan. Namun kemudian system yang terbuka ini dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk melancarkan tujuannya dalam hal ini adalah teroris. Sehingga biasanya yang mereka rekrut adalah mereka yang kesusahan dalam ekonomi.

2. mereka memaparkan bahwa kegagalan negara dalam mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat adalah karena negara tidak menganut hukum Islam/agama.

“Ini adalah catatan tersendiri bahwa sebetulnya pesantren telah menanamkan dimana Pancasila, Undang-Undang dasar 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika adalah nilai-nilai dasar yang ditanamkan untuk mencintai negara, dan mencintai negara adalah sebagian dai iman” kata Abdul Syukri

Minimal ada gerakan kecil yang bisa kita lakukan untuk mencegah faham terorisme dan radikalisem di tengah masyarakat yaitu dengan menyelematkan grub whatshap keluarga dan media sosial lainya, memberikan pandangan tentang literasi digital agar tidak dengan mudah mengshare setiap berita yang diterima, namun harus mengecek dan mencari tahu dulu kebenaran dari setiap berita yang diterima” tutup Abdul Sukri. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *